Anda Boleh tidak Sholat
Yang bener nih? Emang saya ini siapa, kok berani-beraninya mengeluarkan statement semacam ini? Ya, Anda boleh tidak sholat dalam sehari semalam tapi dengan satu syarat. Coba buktikan bahwa dalam satu hari itu Allah SWT tidak ada satupun nikmat/anugerah yang telah diberikan Allah Ta‘ala kepada Anda. Kalau Anda bisa membuktikan bahwa hari itu Allah SWT tidak memberikan apapun kepada diri Anda maka ‘‘tiket‘‘ untuk tidak sholat berhasil Anda peroleh.
Kalau Anda tak bisa membuktikannya kenapa kok masih saja ada sholat yang tercecer. Apakah Anda tak malu kepada diri Anda sendiri? Dalam sehari semalam full 24 jam non-stop tak henti-hentinya Allah SWT mengurus diri Anda dan memberikan beraneka macam anugerah yang tak dapat dinilai dengan materi. Namun apa yang Anda lakukan sebagai bentuk rasa syukur atas apa yang telah Anda dapatkan. "Hanya" untuk sekedar melaksanakan sholat lima waktu aja Anda tak sanggup?
Sebenarnya sih Allah SWT sama sekali gak butuh ucapan terima kasih dari makhluk-Nya. Seluruh alam semesta tidak bersyukur sekalipun Allah SWT tetap Maha Suci Maha Tinggi dan tak berkurang keagungannya. Kalau Anda bersyukur kepada Allah Ta‘ala maka hakekatnya Anda menghargai diri Anda sendiri. Dan kalau Anda tak mau bersyukur maka coba Anda pikirkan dalam-dalam, jika suatu saat Anda memberikan sesuatu kepada orang lain (dengan ikhlas). Lalu orang itu tidak mengucapkan terima kasih sedikit pun bahkan malah menggunakan pemberian Anda itu untuk sesuatu yang taka Anda sukai. Bagaimana perasaan Anda? Coba jawab dalam hati saja?
Islam Memaksa Umatnya untuk Kaya
Hal ini memang tidak secara eksplisit dipaparkan dalam Al Qur‘an maupun Hadits. Akan tetapi, coba kita cermati mulai dari rukun Islam terlebih dahulu. Syahadat, shalat dan puasa barangkali belum menunjukkan bahwa agama Islam "memaksa" para pemeluknya untuk menjadi orang kaya. Baru ketika umat Islam ingin melaksanakan rukun Islam ke-4 yakni zakat dan rukun Islam ke-5 yaitu haji ke Baitullah maka "keharusan" untuk menjadi orang kaya ini mulai terasa.
Okelah, kita bisa saja berkilah bahwa zakat dan ibadah haji itu diwajibkan bagi mereka yang mampu saja sedangkan bagi yang tak mampu secara finansial maka hal itu tidak wajib bagi mereka. Lalu apakah kalau kita tak bisa membayar zakat atau melaksanakan ibadah haji maka kemudian kita terus-terusan berpangku tangan dan selamanya menjadi orang yang "tidak wajib" berhaji/berzakat? Tentu tidak bukan! Saya yakin sekali bahwa mukmin yang benar-benar mukmin alias the real mukmin or mukmin kaffah akan rindu sekali supaya dirinya bisa menyempurnakan kelima rukun Islam. Marilah kita melihat dari sisi positifnya saja yakni dengan adanya kewajiban zakat dan haji bisa dijadikan cambuk bagi tiap mukmin agar manjadi orang yang mampu (berkecukupan atau bahkan berlebih) secara finansial sehingga bisa memberikan kemanfaatan kepada lingkungan.
Mungkin Anda berpendapat bahwa untuk berhaji "tidak harus" menjadi orang kaya terlebih dahulu karena toh banyak orang yang secara finansial tak memiliki harta yang melimpah tapi bisa melaksanakan ibadah haji ke tanah suci. Kalau itu sih masalah lain dan merupakan rahasia Allah SWT. Dia berikan jalan bagi siapa pun yang dikehendaki-Nya. Dan perlu diingat bahwa tak setiap orang mendapatkan "keistimewaan" semacam itu. Kalau sekarang pertanyaannya saya ganti, apakah Anda ingin "menjadi jalan" bagi orang lain untuk dapat melaksanakan ibadah haji? Apakah Anda ingin menghajikan orang tua Anda? Apakah Anda ingin bisa berhaji bersama seluruh anggota keluarga Anda? Apakah Anda ingin menghajikan orang sholeh yang kebetulan tidak diamanahi harta oleh Allah SWT? Kalau jawabannya ya maka tentu semua itu bisa Anda capai ketika Anda memiliki harta yang melimpah.
Tak hanya itu saja karena orang kaya bisa memiliki kesempatan beribadah yang lebih luas daripada orang yang tidak kaya. Bersedekah, berqurban, berinfak dan berwakaf adalah contoh-contoh ibadah yang membutuhkan materi (:baca uang) sehingga bisa terlaksana. Untuk berdakwah secara lebih luas misalnya membuat TV Islami yang bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia juga memerlukan uang yang tak sedikit. Pilihan mana yang ingin Anda ambil sepenuhnya saya serahkan kepada Anda. Mau jadi orang kaya, orang yang biasa-biasa aja, atau bahkan menjadi orang yang kekurangan itu adalah pilihan. Satu hal yang pasti bahwa tiap pilihan yang Anda tempuh mengandung konsekuensinya masing-masing.
Twitter : @iron_cheol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar